Bahasa Walikan Malang berasal
dari pemikiran para pejuang tempo doeloe yaitu kelompok Gerilya Rakyat Kota
(GRK). Bahasa khusus ini dianggap perlu untuk menjamin kerahasiaan, efektifitas
komunikasi sesama pejuang selain juga sebagai pengenal identitas kawan atau
lawan.
Jaman penjajahan, banyak pasukan Belanda yang menyusup menjadi mata-mata di dalam kelompok pejuang Malang.Mata-mata ini banyak yang mampu berkomunikasi dalam bahasa daerah dengan tujuan menyerap informasi dari kalangan pejuang GRK.
Seorang tokoh pejuang Malang pada saat itu yaitu Pak Suyudi Raharno mempunyai gagasan untuk menciptakan bahasa baru bagi sesama pejuang sehingga dapat menjadi suatu identitas tersendiri sekaligus menjaga keamanan informasi. Bahasa tersebut haruslah lebih kaya dari kode dan sandi serta tidak terikat pada aturan tata bahasa baik itu bahasa nasional, bahasa daerah (Jawa, Madura, Arab, Cina) maupun mengikuti istilah yang umum dan baku. Bahasa campuran tersebut hanya mengenal satu cara baik pengucapan maupun penulisan yaitu secara terbalik dari belakang dibaca kedepan.
Sumber : http://malangisme.blogspot.co.id/2012/11/kekayaan-ragam-seni-dan-budaya-malang.html

Pada
tahun 1980, beliau sudah memiliki 15 gerobak keliling.Usahanya semakin maju dan
akhirnya dimulailah untuk berjualan menetap.Awalnya dengan warung tenda di
Pasar Senggol (Pasar Burung sekarang) pada tahun 1983. Kemudian karena lokasi
itu terkena proyek bangunan, lokasi berjualan diputuskan pindah ke tempat lain.
Dengan pertimbangan mencari lokasi yang ramai pengunjungnya maka dipilihlah
berjualan di belakang Bioskop President (Mitra 2 Departement Store sekarang).Itulah
makanya usaha Beliau dinamakan Bakso President.

Di kota Malang juga terdapat
tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman
Krida Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan aneka
budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda
Lumping, Sendra tari, saat ini bertambah kesenian baru yang kian
berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian "Bantengan" kesenian
ini merupakan hasil dari kreatifitas masyarakat asli Malang, sejak dahulu
sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat Malang namun baru
sekaranglah "Bantengan" lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya
masyarakat lokal namun juga luar daerah bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering
diadakan pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan
maupun peringatan hari kemerdekaan.

·
Festival Malang Kembali: Diadakan untuk memperingati HUT Kota
Malang, biasa digelar pada tanggal 21 Mei. Festival ini mengusung situasi kota
pada masa lalu, mengubah jalan-jalan protokol kota menjadi museum hidup selama
kurang lebih 1 minggu festival ini diadakan.
·
Karnaval Bunga
·
Karnaval Lampion: Biasa diadakan untuk merayakan hari raya
imlek.
Sumber :
Tidak ada komentar :
Posting Komentar