Bahasa Walikan Malang berasal
dari pemikiran para pejuang tempo doeloe yaitu kelompok Gerilya Rakyat Kota
(GRK). Bahasa khusus ini dianggap perlu untuk menjamin kerahasiaan, efektifitas
komunikasi sesama pejuang selain juga sebagai pengenal identitas kawan atau
lawan.
Jaman penjajahan, banyak pasukan Belanda yang menyusup menjadi mata-mata di dalam kelompok pejuang Malang.Mata-mata ini banyak yang mampu berkomunikasi dalam bahasa daerah dengan tujuan menyerap informasi dari kalangan pejuang GRK.
Seorang tokoh pejuang Malang pada saat itu yaitu Pak Suyudi Raharno mempunyai gagasan untuk menciptakan bahasa baru bagi sesama pejuang sehingga dapat menjadi suatu identitas tersendiri sekaligus menjaga keamanan informasi. Bahasa tersebut haruslah lebih kaya dari kode dan sandi serta tidak terikat pada aturan tata bahasa baik itu bahasa nasional, bahasa daerah (Jawa, Madura, Arab, Cina) maupun mengikuti istilah yang umum dan baku. Bahasa campuran tersebut hanya mengenal satu cara baik pengucapan maupun penulisan yaitu secara terbalik dari belakang dibaca kedepan.
Sumber : http://malangisme.blogspot.co.id/2012/11/kekayaan-ragam-seni-dan-budaya-malang.html
Bakso
President berawal dari kegigihan dan keuletan Bapak H. Abd. Ghoni Sugito.
Beliau berjualan bakso sejak tahun1977, waktu itu masih menjadi penjual bakso
pikul keliling yang bahannya diambil dari orang lain. Rekan-rekannya sesama
penjual bakso keliling biasanya paling laris bisa mendapatkan Rp 3.500 dalam
seharinya, tetapi Pak Sugito ini dapat menghasilkan sampai Rp 10.000. Itu
karena bahan yang diambil dari juragannya dimodifikasi terlebih dahulu sehingga
mendapatkan cita rasa yang istimewa.Akhirnya terkumpullah modal untuk mandiri.
Pada
tahun 1980, beliau sudah memiliki 15 gerobak keliling.Usahanya semakin maju dan
akhirnya dimulailah untuk berjualan menetap.Awalnya dengan warung tenda di
Pasar Senggol (Pasar Burung sekarang) pada tahun 1983. Kemudian karena lokasi
itu terkena proyek bangunan, lokasi berjualan diputuskan pindah ke tempat lain.
Dengan pertimbangan mencari lokasi yang ramai pengunjungnya maka dipilihlah
berjualan di belakang Bioskop President (Mitra 2 Departement Store sekarang).Itulah
makanya usaha Beliau dinamakan Bakso President.
Kekayaan etnis dan budaya yang
dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada.Salah
satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan (Topeng Malang), namun kini
semakin terkikis oleh kesenian modern.Gaya kesenian ini adalah wujud pertemuan
tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger). Hal
tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur
budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-kultur Madura di
lereng gunung Arjuno, dan sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng
gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka
bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA)
serta menjunjung tinggi kebersamaan dan setia kepada Malang.
Di kota Malang juga terdapat
tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman
Krida Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan aneka
budaya khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda
Lumping, Sendra tari, saat ini bertambah kesenian baru yang kian
berkembang pesat di kota Malang yaitu kesenian "Bantengan" kesenian
ini merupakan hasil dari kreatifitas masyarakat asli Malang, sejak dahulu
sebenarnya kesenian ini sudah dikenal oleh masyarakat Malang namun baru
sekaranglah "Bantengan" lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya
masyarakat lokal namun juga luar daerah bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering
diadakan pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan
maupun peringatan hari kemerdekaan.
Festival tahunan yang menjadi
event ikon kota juga sering diadakan setiap tahunnya. Beberapa festival kota
tahunan diantaranya adalah:
·
Festival Malang Kembali: Diadakan untuk memperingati HUT Kota
Malang, biasa digelar pada tanggal 21 Mei. Festival ini mengusung situasi kota
pada masa lalu, mengubah jalan-jalan protokol kota menjadi museum hidup selama
kurang lebih 1 minggu festival ini diadakan.
·
Karnaval Bunga
·
Karnaval Lampion: Biasa diadakan untuk merayakan hari raya
imlek.
Sumber :
Tidak ada komentar :
Posting Komentar